PENGERTIAN E-GOVERNMENT
Pengertian
E-Government atau definisi E-Government adalah penggunaan teknologi informasi
oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan
bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government
dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah
Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business
(G2B) serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling diharapkan
dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas
yang lebih baik dari pelayanan publik.
PENERAPAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA
Kemajuan
teknologi informasi memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan
masyarakat. Terutama pada era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi
diperlukan dan dimanfaatkan dalam segala bidang. Salah satunya adalah pelayanan
pemerintah kepada publik. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang
pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi
pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar
secara cepat dan akurat. Selain itu pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi dalam proses pemerintahan akan meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan, yang sering
disebut dengan e-government (electronic government) atau sering disingkat
dengan e-gov. Dengan adanya e-government, pelayanan bisa lebih cepat dan
praktis, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang makin bertambah tiap
tahunnya. Namun pada kenyataannya e-gov sering tidak dapat berjalan dengan
lancar, baik di pemerintahan pusat maupun di beberapa pemerintahan daerah.
E-gov sering diidentikan dengan suatu proyek sehingga bagi beberapa kepala
daerah (pemerintah daerah) berasumsi bahwa untuk mengimplementasikan e-gov
pasti membutuhkan biaya yang besar dan belum tentu dapat bertahan lama karena
ada beberapa daerah yang sudah mengimplementasikan e-gov dengan sistem proyek,
setelah proyek tersebut selesai, e-gov pun selesai (tidak berfungsi lagi).
Dalam mengimplementaiskan e-gov, ada beberapa kendala yang harus dihadapi.
Antara lain:
1.
Belum ada komitmen dari kalangan elite politik, dalam hal ini yaitu kepala
daerah (pemerintah daerah) untuk melaksanakan e-gov dalam memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat. Jadi, meskipun sudah tersedia dana dan aparat yang
kompeten dalam bidang teknologi informasi, e-gov tidak akan terlaksana.
2.
Faktor Sumber Daya Manusia
Karena
e-gov pada awalnya dilaksanakan dengan sistem proyek dan tidak adanya
transformasi pengetahuan kepada aparat yang berwenang (bertugas sebagai
operator yang mengupdate data), maka setelah proyek tersebut selesai, aparat
tersebut kurang mampu untuk mengoperasikan programnya sehingga data yang
tersedia tidak update lagi. Kemudian karena kurangnya kesadaran dari beberapa
aparat di dinas-dinas setempat, maka aparat yang bertugas sebagai operator yang
mengupdate data harus turun sendiri ke lapangan untuk mencari data yang
diperlukan.
Namun
ada salah satu kabupaten di Indonesia yang berhasil mengimplementasikan e-gov
di daerahnya. Terbukti kabupaten tersebut mendapatkan penghargaan “Best of The
Best” E-Government Award 2009 versi Warta Ekonomi, yaitu Kabupaten Jembrana
(Provinsi Bali), keunggulan Jembrana adalah penerapan kartu J-Card (Jembrana
Card). Setiap warga jembrana yang memiliki J-Card dapat datang ke rumah sakit
dan menunjukkan kartunya. Kartu akan ditempelkan ke mesin pembaca (card reader).
Untuk otorisasi, si pasien cukup menempelkan tangannya. Di layar komputer akan
terpampang riwayat medis si pasien dan pengobatan yang pernah diterimanya.
Setelah diobati, si pasien boleh pulang dan cukup mengucapkan terima kasih.
Jembrana
Card (J-Card) juga ternyata berfungsi ganda. Selain kartu berobat, kartu ini
juga sekaligus menjadi KTP dan ATM. Dengan penggunaan J-Card sebagai KTP,
pemerintah daerah bisa mengetahi jumlah, penyebaran dan tingkat ekonomi
penduduknya. Menurut data, sudah 60% dari 263.000 warga Jembrana yang memiliki
kartu J-Card. Manfaat penting lain implementasi J-Card adalah untuk pelaksanaan
e-voting atau pemilu dengan sitem elektronik. Dalam pelaksanaan pemilihan
kepala desa dengan sistem e-voting, rata-rata waktu yang dibutuhkan pemilih
untuk memberikan suaranya hanya 25.83 detik. Tingkat keakuratan data hasil
pemilihan bisa dipastikan akan lebih tinggi karena bebas dari kesalahan
perhitungan manual dan kemungkinan manipulasi data seperti yang sering kita
dengar pada pemilu tingkat nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar